Tuesday, January 6, 2015

Renungan Pagi

Sejenak Pagi :
Ketika aku di SD mereka berkata kepadaku : Lanjutkan studimu demi masa depan.
Ketika aku di SMP mereka berkata kepadaku : Lanjutkan studimu demi masa depan.
Ketika aku di SMA mereka berkata kepadaku : Lanjutkan studimu demi masa depan.
Ketika aku  kuliah dan mendapat gelar sarjana mereka berkata kepadaku : Cari lah kerja demi masa depan.
Setelah aku bekerja mereka berkata kepadaku: Nikahlah demi masa depan.
Kemudian mereka berkata kepadaku : Segera lah punya anak demi masa depan.
Dan sekarang ketika aku menulis kata-kata ini umurku telah mencapai 77 tahun, dan aku masih menunggu masa depan.
Masa depan adalah titik merah yg tak pernah kita capai. Karena jika kita mencapainya masa itu berubah menjadi masa kini, dan kita akan menghadapi masa depan berikutnya dan begitu seterusnya.
Namun masa depan yang hakiki adalah : engkau membuat Alloh ridho kepadamu, engkau selamat dari nerakaNya dan mendapatkan surgaNya.
(Syekh Ali Thonthowi rahimahulloh).
Semoga Bermanfaat.

Miras Oplosan

Sebelum memulai pelajaran IPA pagi tadi di sebuah SMP, pagi2 guru mengambil 2 ekor cacing hidup sbg sampel, & 2 gelas yg berisi masing2 air mineral & Miras OPLOSAN.
“Anak-anak… !!!  
Coba perhatikan, Bapak akan memasukkan kedua cacing ini kedlm gelas yg Bapak siapkan.
---- 1. Cacing sebelah kanan Bapak masukkan kedlm "AIR MINERAL",
--- 2. Sedangkan cacing sebelah kiri Bapak masukkan kedlm "MIRAS OPLOSAN "
Semua mata tertuju pada kedua ekor cacing itu. Cacing yg berada didlm gelas yg berisi "AIR MINERAL" itu berenang BEBAS didalam gelas ðŸ˜Š
Sedang yg didlm "MIRAS OPLOSAN" cacing lagsung tergeletak, lalu mati....😰🙈
Sang guru pun tersenyum ðŸ˜„
melihat anak2 muridnya perhatian pada pelajarannya.
Baiklah anak2x........!!!,
Kesimpulan apa yg dpt kalian petik dari peristiwa tadi.....?
Dg penuh keyakinan para murid menjawab:
"SUPAYA KITA TIDAK CACINGAN.....
SEGERA  MINUMLAH....
"MIRAS OPLOSAN".......  PAK GURU…!!"
...PAK GURU : ðŸ˜¨ðŸ˜¨Koplaaaaakk kabeehhh....

7T Dalam Membangun Keluarga Sakinah, Mawaddah, Wa Rahmah

1. Taqwa
Pastinya keluarga kalau tanpa didasari landasan agama yang kuat yang akan mudah goyang, bahtera rumah tangga terutama suami yang harus bisa membimbing istri, karena suami itu layaknya nahkoda dalam bahtera rumah tangga, dia selaku imam harus bisa memimpin sang istri.

2. Tafahhum atau saling memahami
Saling memahami satu sama lainya. tidak egois, kalau suami capek habis kerja, istri juga harus tahu apa yang harus di kerjakan. Kalau kosmetiknya istri habis suami kudu ngerti pula harus gimana? Suami pengen ehm ----- tapi istri berhalangan, ya gak boleh marah, dst. Kalau gitu makan kehidupan bisa akan rukun dan tidak ada pertengkaran.

3. Ta'arruf atau saling mengenali
Seorang suami musti dan harus mengetahui semua tentang sang istri, sang istri pun sebaliknya, harus mengerti apa sih kesukaannya istri, apa sih kesukaannya suami? apa yang gak disuka, bagaimana kebiasaan keduanya dsb. Kalau bisa saling mengenal dan mengerti kekurangan satu dan lainya isyaAllah akan langgeng.

4. Tabassum atau senyum
Senyum adalah hal yang kecil mempunyai dampak yang besar, beda rasanya ketika seorang istri itu memberikan sesuatu ke suaminya secara biasa saja dengan disertai dengan senyuman. ketika si istri ngasih kopi ke suaminya, "mas ini kopinya ! (sambil senyum)" pasti senengnya bukan kepalang sambil bilang dihati "alhamdulillah punya istri sebaik ini". Keep smile.. apalagi pas ngomong bilangnya pake bahasa halus. Adem dengernya..

5. Takarrum atau saling menghormati
Akhlak adalah hal yang paling penting dalam berperilaku termasuk dalam berkeluarga, termasuk didalammnya saling menghormati, istri menghormati suami sebagai pemimpin dan imam dalam hidupnya, suami menghormati istri sebagai pendamping hidupnya dikala suka ataupun duka.

6. Tasammuh atau toleransi
Dalam kehidupan pasti ada perbedaan, termasuk dalam berkeluarga, antara suami dengan istri ataupun antara keluarga suami dan keluarga istri. dan sikap toleransi. apalagi pada masalah yang krusial seperti gara-gara perbedaan organisasi keagamaan. misal antara si hijau dan biru atau lainya. makanya saling toleransi itu penting.

7. Tala' 'ub atau saling bersenda gurau
Adanya canda dan tawa dalam kehidupan berumah tangga lazim selalu dilakukan. Tak baik kalau dalam berkeluarga adanya serius mulu, harus diselingi dengan canda dan tawa. saling bergurau, bercengkerama, tanpa itu semua rumah mungkin akan sepi sekali dan tak ada gairah.
Smoga bermanfaat

Allah is everything

Suatu hari Nabi Musa as sakit gigi. Sakit giginya sangat parah. Nabi Musa as adalah Kalimullah, jadi beliau bisa bercakap-cakap dengan Allah. Beliau memohon kepada Allah Azza wa Jalla “Aku sedang menderita sakit gigi yang sangat parah. Apa yang harus kulakukan?” Allah mengatakan kepadanya untuk memakan rerumputan. Begitu beliau makan sejenis rerumputan itu, seketika itu juga beliau sembuh dari sakit giginya. Setelah berlalu sekian waktu, sakit giginya kambuh lagi. Beliau berkata “Sekarang aku sudah tahu bagaimana menyembuhkan sakit gigiku ini” dan beliau kembali memakan rerumputan itu. Tetapi sakit di giginya tak kunjung hilang, bahkan rasa sakitnya semakin terasa menjadi-jadi.
Kembali beliau memohon kepada Allah Azza wa Jalla “Yaa Rabbi, Engkau memberiku petunjuk untuk memakan rerumputan ini sebagai penyembuh sakitku. Ketika pertama kali aku memakannya, sakitku sembuh. Sekarang, walau aku telah memakan rerumputan itu lagi, kenapa sakit gigiku malah semakin parah?” Allah Azza wa Jalla mengatakan kepada beliau “Diwaktu yang pertama itu engkau mengingat-KU dan memohon kesembuhan kepada-KU. Kali ini kau memohon kesembuhan kepada rumput itu, bukan kepada-KU. Jika kau memohon kesembuhan pada rumput, sesungguhnya rumput itu tak punya daya kekuatan apapun. Kau harus mengingat-KU ketika memakan rerumputan itu”.
Kalian harus selalu mengingat Allah dalam segala hal. Jangan katakan, “Aku seorang yang kuat” dan mengandalkan diri pada kekuatanmu. Seorang yang cerdas hanya menyandarkan dirinya pada Allah, baru setelah itu menggunakan kekuatannya. Dia hanya akan menggunakan kekuatannya untuk dijalan Allah. Jika tidak, jika kekuatan yang ada pada kalian digunakan untuk menyakiti orang lain, maka sesungguhnya kalian merugikan diri kalian sendiri dan pada akhirnya akan dipermalukan. Ini adalah jalan yang ditunjukkan oleh para Awliya. Jangan terlalu mengandalkan kekuatanmu. Jangan pernah berfikir bahwa segala karunia yang dikaruniakan Allah untukmu adalah berasal dari dirimu sendiri. Segalanya berasal dari Allah. Memohonlah kepada Allah segala yang kalian inginkan.
(Mawlana Syaikh Mehmet Adil al-Haqqani qs, 30 Desember 2014)
Allahuma soli ala sayidina muhammad nabiyil umiy wa alihi washobihi wasalim

Ada 4 cara Allah memberi rejeki kepada makhluk-Nya:

1. REJEKI TINGKAT PERTAMA (YANG DIJAMIN OLEH ALLAH)
"Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia) yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rejekinya." (QS. 11: 6)

Artinya Allah akan memberikan kesehatan, makan, minum untuk seluruh makhluk hidup di dunia ini. Ini adalah rejeki dasar yang terendah.

2. REJEKI TINGKAT KEDUA
"Tidaklah manusia mendapat apa-apa kecuali apa yang telah dikerjakannya" (QS. 53: 39)

Allah akan memberikan rejeki sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Jika ia bekerja dua jam, dapatlah hasil yang dua jam. Jika kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh-sungguh, ia akan mendapat lebih banyak. Tidak pandang dia itu muslim atau kafir.

3. REJEKI TINGKAT KETIGA
“... Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.." (QS. 14: 7)

Inilah rejeki yang disayang Allah. Orang-orang yang pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah & mendapat rejeki yang lebih banyak. Itulah Janji Allah! Orang yang pandai bersyukurlah yang dapat hidup bahagia, sejahtera & tentram. Usahanya akan sangat sukses, karena Allah tambahkan selalu.

4. REJEKI KEEMPAT (UNTUK ORANG BERIMAN DAN BERTAQWA)
".... Barangsiapa yg bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rejeki dari arah yg tiada ia sangka-sangka. Dan barangsiapa yg bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS.Ath-Thalaq/65:2-3)

Peringkat rejeki yang keempat ini adalah rejeki yang istimewa, tidak semua orang bisa meraihnya. Orang istimewa ini (muttaqun) adalah orang yang benar-benar dicintai & dipercaya oleh Allah untuk memakmurkan atau mengatur kekayaan Allah di bumi ini.

Wallaahu a'lam..