Diego tertarik pada Juve

Setelah bermain melawan AC Milan, Diego Ribas da Cunha gelandang asal Brasil yang bermain di klub Werder Bremen ini menyatakan tertarik pada permainan Italia. Pada musim ini Juventus gagal memboyong gelandang Werder Bremen tersebut. Namun, perburuan belum berakhir. Nyonya Tua - julukan Juventus - masih berambisi mendapatkan pemain asal Brazil itu musim depan.


Pekerjaan Juve bisa jadi bakal lebih mudah. Sebab, Diego menyatakan ketertarikannya untuk hengkang ke Italia. ''Saya tidak tahu apakah akan bergabung dengan Juve atau tidak. Sejujurnya, saya sama sekali tidak tahu kalau saya sangat diinginkan Juve. Jika benar begitu, saya sangat gembira,'' ungkap Diego seperti dilansir Tribalfootball.

''Memang benar ayah saya pergi ke Turin. Tapi, hanya untuk mengurus beberapa keperluan kecil. Dia sama sekali tidak bertemu dengan para petinggi Juve,'' tutur pemain kelahiran Ribeirao Preto, Brazil, 28 Februari 1985 itu.

Juve memang sedang memburu gelandang kelas atas untuk menggantikan peran Pevel Nedved yang sudah uzur dan beberapakali berencana gantung sepatu. Selain Diego, nama lain yang masuk bidikan klub asal Turin itu adalah Marek Hamsik (Napoli) dan David Silva (Valencia).

Kendala bagi Diego adalah skema main 4-4-2 yang diusung pelatih Juve Claudio Ranieri. Sang pelatih meragukan kemampuan Diego untuk beradaptasi dengan pola seperti itu.

Menanggapi hak tersebut, Diego mengaku tidak ada masalah. ''Di masa lalu, saya pernah bermain dengan formasi itu tanpa ada masalah. Saya pikir, saya bisa memainkan peran dengan baik sebagai gelandang tengah sesuai karakter saya,'' ucap Diego.

Mantan pemain FC Porto itu memuji Liga Italia Serie A sebagai kompetisi terbaik. ''Saya sangat menyukai sepak bola Italia. Serie A adalah kompetisi terbaik di dunia,'' beber Diego kepada Sportmediaset.

Dini hari nanti, Juve bakal bertandang ke markas Palermo. Laga ini bermakna spesial bagi penyerang Juve Carvalho Amauri yang musim lalu membela Palermo. Setelah itu, Juve akan meladeni Chelsea pada first leg babak 16 besar Liga Champions, ini merupakan pekerjaan berat bagi Ranieri (26/2).