Sunday, April 3, 2011

Keinginan yang Ikhlas



Sahabat pejuang ikhlas,

Kita semua punya keinginan, kita semua memiliki cita-cita. Dan memang, kita harus memiliki keinginan/cita-cita yang setinggi mungkin.
Tetapi siapkah kita jika cita-cita atau keinginan tersebut ternyata tidak sesuai dengan harapan?

Saya tidak pernah mau mengatakan jika keinginan kita tidak tercapai itu berarti Alloh tidak mengabulkan doa kita. Saya selalu yakin bahwa Alloh selalu mengatakan "YA". Jika keinginan kita tidak dikabulkan, itu artinya Alloh mengabulkannya dengan bentuk yang lebih baik.

Banyak guru-guru kehidupan yang mengajarkan kita untuk meminta sesuatu dengan disertai keikhlasan, dalam arti jika kita tidak mendapatkan keinginan tersebut dalam bentuk yang kita harapkan, maka kita tidak akan rugi karenanya, malah justru akan merasa beruntung karena diganti dengan yang lebih baik.

Apakah anda termasuk di antara orang-orang yang sering menuliskan affirmasi/goal setting/outcome seperti ini?

- Tahun 2010 saya punya rumah dua lantai di Pondok Indah.
- Tahun ini saya menikah dengan si A.
- Saya memiliki penghasilan 1 milyar sebulan.

Tidak ada yang salah dengan kalimat-kalimat di atas, tetapi jika anda jeli, afirmasi/goal setting di atas kurang atau bahkan tidak mengandung nilai keikhlasan.

Bukan berarti goal di atas tak mungkin terwujud, tak ada yang mustahil bagi Alloh untuk mengabulkan apapun yang kita minta, bahkan seandainya Alloh berikan seluruh isi alam semesta ini pada kita, niscaya tak akan pernah berkurang kekayaan dan kekuasaan Alloh.

Masalahnya, kita sering tidak bisa membedakan antara keinginan dengan kebutuhan. Tapi Alloh maha tahu apa yang sebenarnya kita butuhkan.
Seorang sahabat pernah bercerita, dia mengafirmasikan untuk mendapat penghasilan 1 milyar dari proyek yang dia jalankan. Tapi kenyataannya dia hanya mendapat 600 juta saja. Kecewakah dia? Ternyata tidak, karena dia akhirnya sadar bahwa kebutuhannya ternyata hanya 600 juta. Bahkan 600 juta itu saja sudah lebih dari cukup untuknya.

Karena itu, dalam doa/afirmasi/goal setting kita, alangkah baiknya kita menyertakan nada keikhlasan. Dalam arti siap untuk menerima apapun bentuk pengabulan doa kita, karena itu pastilah yang terbaik untuk kita. Nada keikhlasan tersebut bisa diselipkan di akhir doa/afirmasi/goal setting, dengan menyertakan kalimat "Atau yang lebih baik."

Contoh:

- Tahun 2010 saya punya rumah dua lantai di Bintaro, atau yang lebih baik.
- Tahun ini saya menikah dengan si A, atau yang lebih baik.
- Saya memiliki penghasilan 1 Milyar sebulan, atau yang lebih baik.

Saya ingin sharing satu hal terutama untuk masalah jodoh. Ada yang menyarankan untuk tidak menyebutkan nama orang yang kita inginkan dalam doa/afirmasi kita. Lebih baik sebutkan tipe yang kita inginkan saja, misalnya pria/wanita sholeh/sholehah, bertubuh tinggi, penyayang, dll. Tetapi menurut saya, menyebutkan nama tidak apa-apa, asalkan sertai dengan kalimat "atau yang lebih baik" seperti contoh di atas. Sehingga ada nilai keikhlasan untuk menerima yang lebih baik, yang mungkin tidak sesuai dengan keinginan, tapi itulah yang sebenarnya kita butuhkan.

Insyaalloh keikhlasan akan mengantarkan kita pada pencapaian impian yang sesuai dengan keinginan kita atau yang lebih baik menurut kehendak-Nya.

Semoga bermanfaat.

Salam ikhlas

Sumber : quantumikhlas.com

No comments: