Saturday, April 3, 2010

Makna Bahasa Dalam Kerangka Kebudayaan.

Dalam tahun 1930 dan 1940-an etnolinguistik menaruh perhatian besar atas masalah apakah memang bahasa menentukan kebudayaan. Ahli linguistik Amerika, Edward Sapir, untuk pertama kalinya merumuskan masalah tersebut, dan muridnya, Benjamin Lee Whorf, atas dasar pengalamannya dengan bahasa Indian Hopi, mengembangkan suatu teori lengkap, yang sering disebut hipotesis Whorf (the Whorfian hypotesis). Whorf mengemukakan bahwa bahasa bukan sekedar cara memberi kode untuk proses menyuarakan gagasan dan kebutuhan kita, tetapi lebih merupakan suatu pengaruh pembentuk yang dengan menyediakan galur-galur ungkapan yang mapan, yang menyebabkan orang melihat dunia dengan cara-cara tertentu mengarah pikiran dan perilaku manusia. Pendapat tersebut menarik perhatian pada hubungan bahasa dan kebudayaan.

Salah satu bidang penting dalam studi bahasa adalah semantik atau studi tentang makna-makna yang ada dalam sebuah bahasa. Konteks kebahasaan yang terkait erat dengan konteks sosial budaya masyarakat pemilik bahasa tersebut, sangat beraneka ragam dan seorang ahli bahasa tidak selalu menggali berbagai dimensi semantik dari suatu kata, karena ini memerlukan penelitian lapangan yang cukup lama. Dalam konteks inilah para ahli etnologi dapat memberikan sumbangan pada etnolinguistik. Etnolinguistik ialah ilmu yang meneliti seluk beluk hubungan aneka pemakaian bahasa hubungan aneka pemakaian bahasa dengan pola kebudayaan

No comments: